Sabtu, 05 Juni 2010

KEHIDUPAN DUNIA DISOROT DARI ASPEK AL-QURAN


KEHIDUPAN DUNIA DISOROT DARI ASPEK AL-QURAN

Pengenalan

Alam dunia ialah bermaksud alam tempat tinggal sementara bagi umat manusia. Dan tidaklah dunia ini serta isinya diciptakan melainkan dengan tujuan yang benar. Allah menerangkan tentang bagaimana bumi ini di ciptakan dalam firmannya sebagi berikut:

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasananya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji di antara kamu siapakah yang lebih baik amalnya. (Surat Hud: 7)

Kemudian Allah menjelaskan lagi bahawa sebelum dunia ini di ciptakan Dia telah menentukan rencana penciptaanNya lima puluh ribu tahun. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasullulah saw. Dalam sabdanya diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Amr Ibnu Ash bahawa Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya Allah telah menentukan rencana-rencana penciptaanNya lima puluh ribu tahun, sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, sedangkan singgasanaNya sebelum itu adalah di atas air.

Kemudian dunia dijadikan Allah dengan penuh kelengkapan sebagai sarana kehidupan manusia. Ialah ditundukkanNya lautan dengan segala isinya agar manusia dapat menikmati dan mengambil mamfaat di dalamnya. Kemudian ditundukNya lautan sehingga kapal-kapal dapat berlayar di atasnya menghantarkan orang mahupun barang-barang mencapai tempat-tempat yang tidak dapat di lalui dengan jalan darat.

Kemudian Allah mencapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi tidak guncang bersama penghuninya dan mengalirkan sunggai-sunggai melintasi bandar-bandar dan kampung-kampung menerobos gunung-gunung dan lembah-lembah membawa kesuburan tanah dan kemakmuran bagi penghuninya. Allah juga mencipatakan tanda-tanda penunjuk jalan supaya orang tidak teresat dalam perjalanannya dari satu tempat ke tempat yang lain dan di waktu malam yang gelap orang dapat mengetahui arah perjalanannya lewat bintang-bintang yang Allah ciptakakan di langgit.

Sebagaimana Allah berfirman :

Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (iakan) dan kami mengelurakan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari pada karuniaNya, dan supaya kamu bersyukur.

(Surat an-Nahl: 14)

Dan Dia menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sunggai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.

(Surat an-Nahl: 15.)

Kemudaian Allah memberi gambaran tentang kehidupan dunia ini dalam surarah al-Hadid ayat 30 yang berbunyi “ketahuilah, bahawa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbanga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanam-tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian hancur”.

Allah menciptakan alam dunia ini dengan tujuan yang benar

Di ciptakan langit dan bumi serta segala isi dan perlengkapannya bukan lah dengan tujuan yang sia-sia melainkan dengan tujuan yang benar dan Allah telah mengaruniakan beragam nikmatNya kepada manusia supaya manusia itu bersyukur dan tidak menyekutui Allah.

Allah SWT. Menciptakan langit yang tinggi dengan bintang-bintang yang gemerlapan yang menghiasinya serta serta pelanet-pelanet yang bergerak mahupun yang tidak, semua itu merupakan tanda-tanda yang nyata akan wujudnya Allah. Bagi orang-orang yang sangup merenungi dan memikirkan kerana tak ada satu kekuatan manusia yang mampu berbuat demikian melainkan Allah. Sebab itulah hanya Dia yang berhak disembah dan ditaati. Allah telah menghamparkan bumi bagi umat manusia dan diciptakan gunung-gunung , lembah-lembah, padang-padang pasir dan ladang-ladang pertanian yang menumbuhkan tanaman dan buah-buahan yang beraneka ragam, masing-masing menurut ukuran yang telah ditentukan. Juga Allah menciptakan di atas bumi sarana-sarana hidup bagi umat manusia yang di antaranya binatang-binatang yang dapat bermamfaat dan berguna bagi manusia tanpa ia harus memikirkan rezekinya yang sudah dijamin oleh Allah SWT.

Sebagaimana Allah berfirman:

Dan tidak Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik. (Surat an-Nahl: 85)

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui

(Surat an-Nahl: 86)

Semua yang terhampar di alam dunia ini baik yang tampak dengan mata mahupun yang tersembunyi semu itu adalah milik Allah. Dia adalah pemilik segala sesuatu, dan tidak ada sesuatupun melainkan khazanahnya adalah padanya, dan segala sesuatu adalah mudah baginya, jika menghendaki sesuatu maka cukuplah bagiNya berkata jadilah maka akan terjadi “kun” (jadilah) lalu terjadi apa yang dikehendakiNya. Allah menurunkan segala sesuatu ke bumi ini dengan kadar yang telah ditentukan. Tiada suatu tahun menerima hujan lebih banyak atau lebih sedikit dari tahun yang lain, namun ada kalanya suatu kaum meperoleh hujan sedangkan yang lain tidak. Semua yang ada di dunia ini meliputi ilmu Allah tidak ada satu pun yang terjadi tanpa diketahuiNya sampai-sampai daun yang jatuh pun. Dan segala sesuatu yang terjadi atas ketetapan dan ketentuanNya.

Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran “dan pada sisi Allah lah kunci-kunci semua yang khaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tidak sehelai daunpun yang gugur melainkan dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir bijian pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Surat an-Hijr: 22)

Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari Hurairah r. a. bahawa Rasulullah saw. Bersabda:

“khazanah-khazanah Allah adalah terdapat dalam ucapan-ucapanNya. Jika Dia menghendaki sesuatu, Dia berkata “kun”, dan terjadilah apa yang dikehendakiNya”.

Seruan Allah kepada manusia penghuni bumi

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagai rizki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari, yang pada hari itu tiak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang zalim”. (al-Baqarah 254)

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidak lah dapat kamu menghitungkannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan selalu mengingkari (nikmat Allah). (Surat Ibrahim: 34)

Allah mengingatkan kepada penghuni bumi ini supaya sentiasa mengingati nikmat dan karuniaNya yang begitu banyak, supaya mereka bersyukur atas karunia-karunia itu. Allah SWT. Dalam ayat diatas menghitung-hitung nikmatNya yang begitu banyak yang telah dikaruniakan kepada hamba-hambaNya, diantaranya Dia telah menciptakan langit sebagai atap dan bumi sebagai hamparan, menurunkan air hujan yang menyuburkan tanaman yang beraneka ragam warna, bentuk, rasa, bau, dan kegunaannya bagi manusia. Allah juga telah menundukkan lautan dan kapal yang dapat mengambang di atas permukaannya membawa manusia mengarunginya berpergian dari satu temapat ke tempat yang lain, dari satu benua ke benua yang lain, mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang serta memenuhi keperluan manusia air minum untuk mereka.

Allah mengingatkan kepada manusia jangan sampai lupa akan segala karunia dan nikmatNya yang telah diberikan kepa manusia di bumi ini. Allah telah menjadikan setiap ciptaanNya berpasang-pasangan. Juga Dia menjadikan siang dan malam yang saling datang bergiliran, malam menutupi siang dan siang menghapus malam, sehingga dengan demikian terbentuklah zaman dan waktu.

Juga Allah telah menciptkan petak-petak bumi yang berdampingan dengan baik dan subur menghasilkan apa yang berguna bagi kegunaan manusia, di samping yang kering dan gersang yang tidak menghasilkan sesuatu. Dan di antara petak-petak itu di jadikan kebun-kebun kurma, anggur dan lain sebagainya yang beraneka ragam dan warna. Sebagian Allah lebihkan di atas sebagian yang lain tentang rasa dan kelezatannya. Maka di dalam ciptaan Allah itu semua yang berada di luar angkasa mahupun yang terlihat di atas bumi terdapat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaanNya bagi orang-orang yang berakal dan memikirkannya.

Kehidupan dunia tidak akan kekal semuanya akan binasa.

Tidaklah Allah menjadikan seseorang hidup kekal di dunia ini dan semua yang berada di bumi ini akan mati dan hanya Dzat Allah lah yang akan kekal dan abadi. Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Allah akan mencoba manusia semuanya dengan berbagai musibah dan beragam nikmat, untuk mengetahui siapa yang bersyukur dan siapa yang mengingkari nikmatNya, siapa yang bersabar menghadapi musibah dan siapa yang berkeluh kesah menghadapi cobaaNya. Dan akhir dari kesudahan itu ialah kembali kepada Allah.

Telah diriwayatkan oleh Qatadah dari Abu Said, bahawa Rasulullah saw. Bersabda:

“sesungguhnya dunia ini manis dan hijau subur dan bahawasanya Allah menguasakan kamu di atasnya, sesungguh melihat apa yang kamu perbuat, maka hati-hatilah dari dunia dan kaum wanitanya kerana fitnah Bani Israil pertamanya datang dari pihak wanita”.

Peringatan di atas kepada kaum lelaki agar tidak merendahkan derajat wanita dan mempermainkannya sesuka hati. Sebagaimna yang pernah terjadi di India wanit dijadikan seperti hamba. Adakalanya seorang suami rela menyerahkan istrinya sebagai taruhan di meja judi. Seorang wanita juga diperbolehkan mempunyai suami lebih dari satu. dan begitu juga yang terjadi kekejaman, penyiksaan terhadap kaum wanita pada zaman jahilia.

Allah menerangkan dalam firman-firmannya di dalam Al-Quran bahawa dunia ini diciptakanNya untuk menguji hamba-hambaNya. Siapa yang dapat beramal lebih baik dan lebih banyak. Dan siapa pula yang hidupnya hanya memburu kesengangan-kesenangan duni sahaja.

Allah memberi perumpamaan kehidupan dunia ini, kenikmatannya, keindahanya cepat lenyap dan tidak kan kekal seperti tanaman-tanaman yang ditumbuhkan Allah dari bumi, karena air hujan yang diturunkan dari langit, tanam-tanaman yang menjadi makanan bagi manusia dan binatang ternak, berupa biji-bijian, daun-daunan dan buah-buahan yang beraneka ragam bentuk dan rasanya. Semuanya itu bila sudah tumbuh mencapai kesempurnaannya dan tingkat keindahannya dengan bunga-bungga dan buah-buahannya yang segar dan siap dinikmati oleh orang-orang yang menanamnya mengira bahawa mereka berkuasa atasnya, tiba-tiba datanglah bencana alam atau musibah samawi yang tidak dikira dan tidak disangka, dalam sekejap mata akan menjadi daun-daun yang kering, buah-buahan yang rusak dan binasalah ladang yang hijau dan subur itu seakan tak pernah ada tanaman yang tumbuh di atsanya. Sebagaimana firman Allah di bawah ini:

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalau tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi. Di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahawa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah potong, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin (sebelumnya). Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kami kepada orang-orang yang berpikir. (Surat Yunus: 24)

Allah melarang manusia penghuni bumi ini menyekutukanNya

Allah mengancam barang siapa dia (yang berkata) adalah tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan sesembahan yang lain maka orang itu akan dibalas dengan neraka jahannam, sesuai dengan pembalasan yang akan diberikan kepada orang-orang yang zalim. Seperti Fira’un dengan begitu sombong mendeklarasikan bahawa ia seorang tuhan yang patut untuk disembah dan ditakuti. Tapi apa akibat dari orang seperti itu. Maka kecelakaan dan kerugian dunia akhiratlah yang akan mereka perolehi. Dan Allah pula membantah terhadap kaum kafir yang mengatakan Dia mempunyai anak, dan malaikat-malaikat itu putriNya. Mahasuci Allah bersifat demikian.

Sebagaimana di jelaskan dalam al-Quran mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”. Maha Suci Allah, sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.

Kemudain di lain ayat pula Allah menjelaskan. Barang siapa yang mengatakan “sesungguhnya aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan jahannam, demikian kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. Allah menekankan kepada manusia untuk berpikir tentang keagunganNya dan kebesaranNya. Kerana di alam dunia ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang memikirkannya. Tentang bagaimana bumi di hamparkan, langgit di tinggikan, sungai-sungai dialirkan, gunung-gunung ditegakkan. Semuanya itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah agar tidak diingkari. Sembah lah Allah dan jangan menyekutukannya dengan sesuatu apa pun. Itulah yang disebut-sebut Allah SWT. Dalam firmannya:

Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahawanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu, kemudaian Kami pisahkan antara keduanya, dan daripada air kami jadikan sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman. (Surat al-Anbiya: 30)

Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kukuh supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka, dan telah kami jadikan pula di bumi ini jalan-jalan yang lurus agar mereka mendapat petunjuk. (Surat al-Anbiya: 32)

Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. (Surat al-Anbiya: 32)

Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Surat al-Anbiya: 33)

Allah murka kepa orang yang hidup dengan kesombongan

Manusia dijadikan Allah bersifat lemah dan tidak berdaya melainkan apa yang telah Allah karuniakan kepadanya sebahagian dari karuniaNya. Oleh sebab itu Allah SWT. Melarang manusia hidup dengan merasa memiliki segala-galanya padahal semua itu adalah titipan Allah semata. Sifat sombong ini hendak lah dijauhi oleh manusia kerana ia sangat berbahaya dan merugikan hamba itu sendiri seperti contoh Iblis yang telah terkeluar dari surga keranan kesombongannya, kaum Yahudi yang di murkai Allah serta diberi azab yang pedih, di sesatkan di padang pasir Tih selama 40 tahun. Allah memperingatkan mereka dan mengancam mereka dengan beragam azabnya. Itu semua kerana kesombongan mereka. Kaum munafiqin yang telah ditutup Allah hati, pendengaran, penglihatan dan mata mereka dari melihat kebenaran dengan sebab rasa sombong mereka.

Perkara ini lebih jelas dapat kita lihat dari sirrah Nabi; ketika Abdullah bin Ubai pulang dari suatu peperangan terjadilah pergaduhan antara kaum Anshor dan Muhajirin. Maka orang-orang anshor merasa tidak berpuas hati dan diceritakanlah masalah itu kepada Abdullah bin Ubay. Lalu, Abdullah bin Ubai dengan nada sombong berkata “kita orang-orang mulia dan kuat akan mengusir orang-orang yang tak berguna tersebut yang datang dan menumpang di tempat kita”. Ini adalah secebis kecil dari kesombongan-kesombongan yang dilakukan oleh kaum munafiq. Oleh kerana itu wajar jika Allah melaknat mereka semua. Kemudian terhadap kaum Quraisy yang begitu sombong dan selalu membangga-bangga harta, kedudukan dan anak-anak mereka. Kaum Quraisy itu tak segan-segan menghina kaum muslimin. Gambaran atas kesombongan mereka. Allah pun terhadap kaum ini telah di tempah neraka jahannam, maka rugilah mereka itu dunia akhirat dan tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah bermamfaat harta mereka itu yang mereka bangga-banggakan karena pada suatu hari tidaklah bermamfaat emas dan perak dan tidaklah dapat di tebus dosa-dosa mereka walaupun dengan harta sepuh bumi sekalipun.

Bagaimana dikatakan seseorang itu sombong?.

Sombong itu adalah ketika seseorang hamba merasa dirinya lebih baik dari yang lain. Sehingga Allah menegaskan dalam firmannya:

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, kerana kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Surah al-Isra’ 37)

Dalam firmanNya ini Allah melarang hamba-hambaNya bersikap sombong dan menunjukkan kesombongannya itu dalam cara hidup dan pergaulannya di dalam masyarakat, dalam tingkah lakunya dan lagaknya di muka bumi Allah ini.

Al-Quran bercerita dalam surat al-Qashash tentang Qarun seorang dari kaum Nabi Musa a.s. yang kaya raya, kerana kesombongannya telah dibinasakan oleh Allah dan terbenamnya ia di dalam bumi bersama kekayaannya dan kesombongannya. Begitu pula dengan Firaun dan kaumnya.

Kehidupan dunia ini hanyalah sementara

Betapa singkatnya umur manusia hidup di dunia ini, apalagi bagi mereka yang menghabiskan dan melewati hari-harinya tanpa beribadah kepad Allah. Perlu disedari manusia bahawa hidup ini sepintas lalu oleh kerana itu jangan sampai disia-siakan hanya untuk memburu kesenangan-kesengan dunia dan lupa akan hak dan kewajiban berbakti dan taat kepada Allah. Allah menjelaskan dalam firmannya:

Allah bertanya, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”.(Surat al-Mukminun:112)

Mereka menjawab kami tinggal (di bumi) sehari atau setenggah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”. (Surat al-Mukminun:113)

Allah berfirman, “kamu tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”. (Surat al-Mukminun114)

Maka apakah kamu mengira, Bahawa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahawa kamu tidak akan di kembalikan kepada kami?. (Surat al-Mukminun:115)

Maka Maha Tinggi Alla, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan

(yang mempunyai) Arsy yang mulia. (Surat al-Mukminun:116)

Hendaklah manusia memikirkan bahawa apa yang mereka kumpulkan dan mereka bangga-banggakan akan musnah. Semua kesenangan itu akan dirampas, sebagaimana ahli bijak berkata, empat 'perampas' yang pasti akan datang ialah:

  1. Malaikat Izrail akan merampas nyawanya
  2. Ahli waris akan merampas harta bendanya
  3. Belatung akan merampas tubuhnya (di dalam kubur)
  4. Orang yang pernah dizaliminya di dunia akan merampas amal kebaikannya

Keberuntungan bagi mereka yang hidup dengan ketaatan kepada Allah

Keselamatan dan kemenangan yang telah dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang beriman dan beramal soleh, kehidupan mereka yang sentiasa bersyukur kepada Allah dan bersabar atas segla cubaan dan ujian yang Allah berikan. Maka sesungguhnya mereka itu termasuk orang-orang yang beruntung dan akan di kembalikan pada tembat yang istimewa di sisiNya yakni surga. Dan dalam kehidupan dunia ini mereka itu menapat pentunjuk dan pertolongan Allah. Sebagaimana Allah berfirman:

Maka kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (Surah al-Anbiya: 88)

Kisah ini diuraikan selain dalam ayat di atas, juga pada surah ash-Shaffat dan surat an-Nun. Ceritanya bahawa Nabi Yunus bin Matta a.s. telah diutus Allah SWT. Kepada penduduk Ninawa, sebuah kota di daerah Moushil. Beliau berdakwah kepada mereka agar beriman kepada Allah dan beriman kepada risalahnya serta mengikuti ajaran-ajaran agama yang dibawanya, namun dakwahnya itu tidak mendapat sambutan seperti yang diharapkan. Kaumnya enggan menerima ajarannya dan tetap membangkang mempertahankan kufurnya dan cara hidup mereka yang sesat, sehingga Nabi Yunus mersa kesal dan marah terhadap kaumnya lalu meningggalkan mereka dan keluar dari kota dengan mengancam mereka akan timpah azab dari sisi Allah sesudah tiga hari saat keberangkatannya. Maka sepenginggal Nabi Yunus a.s. penduduk Niwana merasa gelisah dan panin merenungkan ancaman yang ditinggalkan oleh yunus a.s. mereka percaya bahawa seorang Nabi tidak akan berdusta dan acaman itu pasti akan menjadi kenyataan, maka atas dasar kesadaran itulah merka bersepakat untuk memohon kepada Allah secara beramai-ramai agar mereka diampuni dan dihindarkan dari azab yang telah diancamkan oleh Yunus, NabiNya. Mereka beramai-ramai mengosongkan Bandar dan berduyun-duyun keluar. Laki dan perempuan, tua muada berikut binatang ternak mereka menuju kepadang untuk mengharapkan ampunan Allah dan kebebasan dari murka azabNya. Maka Allah SWT. Memperkenankan doa mereka dan permohonan mereka yang tulus ikhlas itu. Sebagaimana Allah berfirman:

“dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermamfaat kepadanya selain kaum Yunus?” Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan azab mereka yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang telah ditentukan”. (Surat Yunus: 98)

Janji Allah terhadap hari kebangkitan setelah hidup di dunia

Ketahuilah bahawa dunia dan seisinya serta gemerlapan kemewahannya semua itu akan berakhir dan manusia akan diminta pertanggung jawaban terhadap apa yang mereka lakukan di dunia ini, dan tidak mereka itu dianiaya sedikitpun. Siapa yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan dan sipa yang berbuat durhaka akan dibalas seperti itu juga. Bagi orang-orang yang ingkar kepa Allah mereka itu meragui tentang adanya hidup selepas kehidupan dunia ini sebagai mana firman Allah:

Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, “apabila kami telah menjadi tanah apakah kami sesungguhnya (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya: dan orang-orang itulah (dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Surat al-Ra'du: 5)

Ada sebagian orang-orang yang kafir terhadap Allah mereka seakan-akan merasakan bahawa manusia tidak akan mendapat balasan sesudah matinya. Sehingga mereka bebas melakukan sesuka hatinya dan bertidak semahunya. Anggapan seperti itu, terhadap mereka yang bertanya “apakah kami dapat dikembalikan hidup bila kami telah menjadi tanah?”. Padahal setiap orang yang berakal patut menyedari bahawa penciptaan langgit dan bumi adalah lebih besar daripada menciptakan manusia.

Allah menyifatkan bagi siapa yang hidup di dunia ini dan mengikari terhadap kebangkitan merka nanti maka mereka itu digolongkan termasuk orang-orang yang kafir kepa Tuhannya yang akan di belenggu lehernya di dalam neraka. Dan itu adalah seburuk-buruk balasan.

Kesimpulan

Kehidupan dunia ini hanya sementara dan sebagai sarana tempat Allah akan menguji hambaNya mana yang benar-benar beriman atau yang berpura-pura beriman. dengan segala cubaan dan kepahitan serta kesenangan-kesengan dunia semuanya itu tidak lain hanyalah ujian yang Allah berikan.

Manusia hidup bukan untuk selamanya melainkan mereka itu akan binsa setelah itu akan dikembalikan kepada Allah denga segla amal dan perbutannya yang harus dipertanggung jawabkan. bagi yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan dan begitu pula sebaliknya. oleh kerana itu Allah menyeru kepada manusia sentiasa siapkan bekal untuk menemuinya dan jangan lah lalai dengan kesengan-kesenangan dunia. Serta tunduk dan patuh dan tidak menyekutuiNya. kerana segala kelengkapan dan sara kehidupan ini hanyalah Allah yang punya dan sepatutunya lah bagi manusi untuk mensyukuri dan memamfaatkan karunia itu dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi penyesalan dihari kemudian kerana sesungunya hari kebangkitan itu adalah benar.

Rujukan

Ringkasan Shahih Bukhari. M. Nashiruddin al-Albani. Penerbit Gema Insani Pres Jakarta 2003. Terjemahan As'ad Yasin.

Tafsir Ibnu Katsir. Jilid 4 dan 5. Terjemahan H. Salim Bahreisy et. al. Percetakan Victor Agancie Kuala Lumpur.

Nasihatul 'Ibaad. Muhammad Nawawi bin 'Umar al-jawi. Terjemhan Fuan Kaum dalam edisi Indonesia. Penerbi Irsayd Baitussalam 2005

Kerugian Dunia Karena Kemunduran Umat Islam. Abu Hasan Ali An Nadwy India. Penerbit dan Penerjemah PT. Bina Ilmu Surabaya Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar