SUARA HATI
Hujan menderu angin mendesir
Melintasi embun dipagi hari
Harapan musna hati tersihir
Mengenang kekasih yang telah mungkir
Angin berhentilah mendesir
Kau tak kan bisa menjadi pewaris
Hatikau, semuanya hampa terusir
Kenangan hati yang teriris
Angin sediakah kau menemaniku
Berdesir bersama pagi ini
Biar kudengar nafas cinta menderu
Merajut kenangan waktu bersama hujan
Hujan kau bawa nafas cinta menderu
Telah lama bertaut disudut hati
Ribuan tahun aku berawat rindu
Membawa kembali kenangan lalu
Untuk apa aku berharap pada angin
Seperti mengusik bayang-bayang
Merenggut banyangan diujung rambut
Sekejap mata ia berlalu
Aku merenungai
Menyelam kedalam sanubari
Bertanya letak cinta sejati
Lelah sudah aku mencari-cari
Meski kukorabankan harga diri
Kesana kemari mengikuti kata hati
Hingga terkapar dialam mimpi
Kutitip kepingan hati ini
Diapun kulihat kesana-kemari
Mencari tempat labuhan hati
Mencari cintanya yang pergi
Tak perlu kesana kemari
Hati berucap merenungi
Berjalanlah menuju petunjuk Ilahi
Disanalah cinta sejati
Oleh: Ronn. M. Noor
TRAGEDI TANJUNG PERIUK
Tragedi
Tragedi…ya…tragedi
Terkenang jerit, tangisan hati
Meratap raga diatas pusara
Tertumpah darah dalam sejarah
Rakyat tak berdosa dipaksa meyerah
Angkuh senjata menepuk dada
Gegap-gebita misiu rengkuhkan nyawa
Embun pagi tak kuasa hilangkan darah
Ditumpah keras sepatu penguasa murkah
Ingar-bingar pekik menyerah
Kau tetep melotot menepuk dada
Tepuk dada tepuklah
Anyir darah keluar dari rongga dada
Nafas sesak semangat melusu
Melingkar takdirmu di ruang ICU
Ingatlah….ingatlah
Tragedi tanjung periuk
Jauh kutatap kau dipembaringan ilahi
Urat leher tak berkutik mengecut musuh-musuhmu
Nistafa kaku kau terbaring lelah
Mengenang kuasamu yang penuh murka
Penantian terasa pasrah
Iringan terdengar malaikat pencabut nyawa
Riuh terdengar nafas lega, terhenti
Kau pergi pengahadap Yang Maha Kuasa
Disana kau akan berserah
Segala perbuatanmu akan ditanya
Selamat jalan sangkestria malang
Selamat jalan
Oleh: Ronn. M. Noor
REFORMASI
Gagap suara terdengar
Mengerang beragam irama
Serak, parau berteriak dari sudut penjuru kota
Dibawah pijar matahari terang
Membakar, semangat anak negeri
Darah mengalir keubun-ubun
Tertumpah membasahi rumput hijau
Serak teriakan semakin resah terdengar
Kian lama semakin sumbang terdengar
Ada hati menangis, ada mata membenci
Ada resah ada putus asa
Menyatu dalam satu ikatan rasa
Inginkan reformasi…reformasi
Hidup reformasi
Lihat kesana
Jalan medan merdeka
Lihat kesana
Jalan semanggi
Lihatlah…lihatlah…lihat
Darah tertumpah
Merah, membanjiri air mata
Putih, luka yang terkoyak
Janji kesetiaan itu katamu
Harapan berkecai, raga terbujur kaku
Bibir bergetar belum mati
Dengar… apa pintanya
Dengar… apa ratapnya
Kami telah bosan
Kami telah lelah
Hidup dalam kekakuan
Penindasan, ketidak adilan
Gembiralah dia
Gembiralah kawan
Ibu pertiwi bangga padanya
Nyanyikan lagu IDONESIA RAYA.
Ucapkan selamat jalan pahlawan reforma
Selamat jalan aku pergi Oleh: Ronn. M. Noor
27 RAJAB SEBUAH KESAKSIAN
Hujan turun dari timur
Dengan guruh mengguntur memecah kebekuan malam
Berhembus angin mendesir
Menerpa dedaunan resah berguguran dari pepohonan sepi
Tersikap kebenaran, terlihat kesempurnaan abadi
Malaikat turun membawa karunia tuhan
Meremukan hayalan bumi dan laut
Pohon-pohon bercahaya dimana-mana
Mawar ditaman mendesir menebar wewangian
Lahir warana baru menyalah-nyalah
Petunjuk iman, petunjuk kebenaran abadi
27 rajab sebuah kesaksian
Isra’ mikaraj rasul junjungan
Dengan Ruhul amin membumbung tinggi
Dibawa sayap terbang bebas
Dalam gulungan perjalanan malam panjang
Kau mendengar lagu mengalun dilangit
Di alam sumber segala nada
Memuji kebesaran-Nya
Dari guru angkasa raya kau dengar
Hingga hatimu menyalah, menguras genangan duka
Mengeringkan air mata
Aira mata mencucur dari kalbu
Bersama petunjuk kebenaran yang kau terima
Tersemai dalam bait lima waktu
Ya …Allah ya…Robbi
Betapa agung kesempurnaan yang Kau persaksikan
Membangunkan jiwa kami dari tudur yang sepi
Dari belenggu hidup dan rantai duka hingga terpeluk bumi
Dibawah rumput liar kami akan bersemayam
Diasnya rumput kering bergelombang, akhir kehidupan
Tirai pemisah antara jiwa dan raga
27 rajab sebuah kesaksian
Kebesaran…keagungan…kemuliaan-Nya
Maha suci engkau ya.. Allah yang telah memperjalankan hambaMu
Oleh: Ronn. M. Noor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar